Banyaknya konsep defiisi
kepemimpinan yang berbeda hampir sebanyak jumlah orang yang telah berusaha
untuk mendefinisikannya. Untuk lebih mempermudah pemahaman kita, maka akan
diacuh satu definisi yang kiranya mampu menjadi landasan untuk membahas konsep
kepemimpinan itu sendiri. Kepemimpinan adalah sebuah hubungan yang saling mempengaruhi
di antara pemimpin dan pengikut (bawahan) yang menginginkan perubahan nyata
yang mencerminkan tujuan bersamanya (Joseph C. Rost.,1993).
Kepemimpinan melibatkan
hubungan pengaruh yang mendalam, yang terjadi di antara orang-orang yang menginginkan
perubahan signifikan dan perubahan tersebut mencerminkan tujuan yang dimiliki
bersama oleh pemimpin dan pengikutnya (bawahan). Pengaruh (influence) dalam hal
ini berarti hubungan di antara pemimpin dan pengikut sehingga bukan sesuatu
yang pasif, tetapi merupakan suatu hubungan timbal balik dan tanpa paksaan.
Dengan demikian kepemimpinan itu sendiri merupakan proses yang saling
mempengaruhi.
Tipologi Kepemimpinan
Dalam
praktiknya, dari ketiga gaya kepemimpinan tersebut berkembang beberapa tipe
kepemimpinan; di antaranya adalah sebagian berikut (Siagian,1997).
Tipe Otokratis. Seorang pemimpin yang otokratis ialah
pemimpin yang memiliki kriteria atau ciri sebagai berikut: Menganggap
organisasi sebagai pemilik pribadi; Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan
organisasi; Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata; Tidak mau menerima
kritik, saran dan pendapat; Terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya;
Dalam tindakan pengge-rakkannya sering memperguna-kan pendekatan yang
mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.
Tipe Militeristis. Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dari
seorang pemimpin tipe militerisme berbeda dengan seorang pemimpin organisasi
militer. Seorang pemimpin yang bertipe militeristis ialah seorang pemimpin yang
memiliki sifat-sifat berikut : Dalam menggerakan bawahan sistem perintah yang
lebih sering dipergunakan; Dalam menggerakkan bawahan senang bergantung kepada
pangkat dan jabatannya; Senang pada formalitas yang berlebih-lebihan; Menuntut
disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahan; Sukar menerima kritikan dari
bawahannya; Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
Tipe Paternalistis. Seorang pemimpin yang tergolong sebagai pemimpin yang
paternalistis ialah seorang yang memiliki ciri sebagai berikut : menganggap
bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa; bersikap terlalu melindungi (overly
protective); jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil
keputusan; jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil
inisiatif; jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan
daya kreasi dan fantasinya; dan sering bersikap maha tahu.
Tipe Karismatik. Hingga sekarang ini para ahli belum berhasil menemukan
sebab-sebab-sebab mengapa seseorang pemimpin memiliki karisma. Umumnya
diketahui bahwa pemimpin yang demikian mempunyai daya tarik yang amat besar dan
karenanya pada umumnya mempunyai pengikut yang jumlahnya yang sangat besar,
meskipun para pengikut itu sering pula tidak dapat menjelaskan mengapa mereka
menjadi pengikut pemimpin itu. Karena kurangnya pengetahuan tentang sebab
musabab seseorang menjadi pemimpin yang karismatik,
maka sering hanya dikatakan bahwa pemimpin yang demikian diberkahi dengan
kekuatan gaib (supra natural powers). Kekayaan, umur, kesehatan, profil
tidak dapat dipergunakan sebagai kriteria untuk karisma. Gandhi bukanlah
seorang yang kaya, Iskandar Zulkarnain bukanlah seorang yang fisik sehat, John
F Kennedy adalah seorang pemimpin yang memiliki karisma meskipun umurnya masih
muda pada waktu terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat. Mengenai profil,
Gandhi tidak dapat digolongkan sebagai orang yang ‘ganteng”.
Tipe Demokratis. Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa
tipe pemimpin yang demokratislah yang paling tepat untuk organisasi modern. Hal
ini terjadi karena tipe kepemimpinan ini memiliki karakteristik sebagai berikut
: dalam proses penggerakan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa
manusia itu adalah makhluk yang termulia di dunia; selalu berusaha
mensinkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan
tujuan pribadi dari pada bawahannya; senang menerima saran, pendapat, dan
bahkan kritik dari bawahannya; selalu berusaha mengutamakan kerjasama dan teamwork
dalam usaha mencapai tujuan; ikhlas memberikan kebebasan yang
seluas-luasnya kepada bawahannya untuk berbuat kesalahan yang kemudian
diperbaiki agar bawahan itu tidak lagi berbuat kesalahan yang sama, tetapi
lebih berani untuk berbuat kesalahan yang lain; selalu berusaha untuk
menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya; dan berusaha mengembangkan
kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.
Secara
implisit tergambar bahwa untuk menjadi pemimpin tipe demokratis bukanlah hal
yang mudah. Namun, karena pemimpin yang demikian adalah yang paling ideal,
alangkah baiknya jika semua pemimpin berusaha menjadi seorang pemimpin yang
demokratis.
Sumber :
- http://elqorni.wordpress.com/2008/04/24/perkembangan-paradigma-kepemimpinan-gaya-tipologi-model-dan-teori-kepemimpinan/
- http://www.ideelok.com/opini-dan-ulasan/tipe-tipe-tipologi-pemimpin-leader
Tidak ada komentar:
Posting Komentar