Clock

Senin, 19 November 2012

Soal Dinamika dan Penyelesaian Konflik (2)

Soal Essay Dinamika dan Penyelesaian Konflik

1. Berbagai keadaan yang dapat menguntungkan suatu organisasi dalam menghadapi konflik adalah bila ?
 Jawaban :
1.    Strukturnya dapat memperlancar saling tindak anggota dan kelompok.
2.    Anggotanya mampu melaksanakan proses saling tindak yang efektif dan saling mempengaruhi.
3.    Anggota yang satu mempercayai kemampuan anggota yang lain, setia dan lain-lain.

2. Fakto-faktor apa saja yang menunjukan bahwa konflik dapat dikelola, agar berguna bukan menghambat, untuk pencapaian tujuan dalam organisasi modern ?
Jawaban:
- Dapat mengarahkan ke inovasi dan perubahan
- Dapat menggerakan orang-orang untuk melaksanakan kegiatan,dan
- Mengembangkan proteksi bagi pihak-pihak yang lemah dalam organisasi

3. Sebutkan tindakan alternatif pimpinan apabila terjadi konflik dan pada situasi tertentu?
Jawaban:
- Menggunakan kekuasaan
- Kompromi
- Konfrontasi
- Pengunduran diri, dan
- Menghaluskan situasi 

Soal Dinamika dan Penyelesaian Konflik (1)

Soal Pilihan Ganda Dinamika dan Penyelesaian Konflik

1. "Di mana penyelesaian melalui persetujuan semua pihak tidak dapat dicapai, dan hal itu dibiarkan demikian agar pihak-pihak memikirkan dan merenungkan kembali pendapat masing-masing" merupakan salah satu tindakan alternatif pimpinan yaitu :
a. Kompromi
b. Konsilidasi
c. Konfrontasi
d. Koalisi
e. Konduktif
*jawaban : C

2. Di bawah ini merupakan tindakan alternatif yang diambil pemimpin dalam menyelesaikan konflik, yaitu:
a. Menggunakan kekuasaan
b. Kompromi
c. Pengunduran diri
d. Jawaban a dan b salah
e. Jawaban a,b dan c benar
*jawaban : E 

3. Dalam dinamika konfik terdapat indoktrinisasi. Indoktrinisasi adalah 
a. Mempengaruhi
b, Menjauh
c. Menyesuaikan
d. Mentaati
e. Jawaban salah semua
*jawaban : A

Senin, 05 November 2012

Penyelesaian Konflik (2)



Penyelesaian konflik dalam organisasi seperti itu sifatnya akan kreatif dan konstruktif dan inilah yang kita inginkan semua, yaitu tercapainya kesesuaian (comformity) antar anggota dimana para anggota memperagakan sikap, perilaku dan tindakan yang harmonis.
            Orang mentolerir sifat menyimpang satu atau lebih anggota organisasi sepanjang sifat tersebut mengarah kepada perbaikan bagi sistem organisasi. Perbedaan pendapat di kalangan para anggota organisasi adalah semacam ”hak mereka”. Konflik yang timbul diharapkan dapat menciptakan alternatif-alternatif yang lebih baik bagi semua anggota, dan selanjutnya para anggota memilih dari berbagai alternatif tersebut, alternatif yang terbaik bagi mereka sesuai dengan hak dan kewajiban mereka.
            Jangan sekali-kali memandang bahwa dengan adanya konflik organisasi telah gagal. Konflik, bagaimanapun sulitnya, dapat diselesaikan oleh para anggota sendiri dengan melihat persoalan serta mendudukannya pada proporsi yang wajar, menyadari hambatan serta kendala yang berada di luar kemampuan kita, memperhatikan peraturan permaianan yang kita setujui bersama, serta mengusahakan pelakasanaan secara konsekuen keputusan yang telah diambil dan yang telah kita setujui bersama.
            Dengan cara ini dijamin tercapainya atau tergalangnya persatuan dan kesatuan (cohesiveness) para anggota organisasi, sehingga tujuan organisasi dapat tercapai dengan lancar. Jadi, konflik dapat mengarahkan ke inovasi dan perubahan, dapat menggerakan orang-orang untuk melaksanakan kegiatan, mengembangkan proteksi bagi pihak-pihak yang lemah dalam organisasi, dan merupakan elemen penting dalam analisis sistem organisasi. Fakto-faktor tersebut menunjukan bahwa konflik dapat dikelola, agar berguna bukan menghambat, untuk pencapaian tujuan dalam organisasi modern.


Sumber :


Sukanto Reksohadiprodjo & T. Hani Handoko.1992. Organisasi Perusahaan. BPFE. Yogyakarta


Penyelesaian Konflik (1)



Menyelesaikan Konflik
            Bila keadaan tidak saling mengerti serta situasi pernilaian terhadap perbedaan antar anggota organisasi itu makin parah sehingga konsesus sulit dicapai, maka konflikpun tak terelakan.
            Pimpinan dapat melakukan tindakan alternatif seperti dikemukakan dibawah ini, tetapi tergantung pada situasi dan kondisi yang ada.
1.    Menggunakan kekuasaan
Melaksanakan pendapat dengan menyatakan siapa yang setuju dengan pimpinan dan yang tidak hendaknya mengundurkan diri.
2.    Konfrontasi
Di mana penyelesaian melalui persetujuan semua pihak tidak dapat dicapai, dan hal itu dibiarkan demikian agar pihak-pihak memikirkan dan merenungkan kembali pendapat masing-masing.
3.    Kompromi
Di mana pihak yang satu mengorbankan sesuatu agar memuaskan pihak yang lain ; tentu saja pihak-pihak tak ada yang senang akan hal ini, tetapi apa boleh buat karena keadaan berlarut-larut dan organisasi menjadi  ”mati”. Ini akan justru merugikan semua pihak karena anggota saling menyabot kegiatan-kegiatan organisasional.
 4.    Menghaluskan situasi
Ini merupakan usaha mempertahankan ”statusquo”, akan tetapi pimpinan secara informal berusaha untuk menyelesaikan persoalan terhadap isyu yang sifatnya sepele.
5.    Pengunduran diri 

Dinamika Konflik dan Penyelesaiannya



Menghindari Konflik
            Di muka telah dikemukakan bahwa kesatuan perngertian merupakan syarat bagi kesatuan tindakan . jelas bahwa pimpinan organisasi harus mamperhatikan sikap dan pendapat para anggota organisasi agar kegiata yang teroganisasi sacera efektif dapa dilaksanakan. Agar pimpinan mendapatkan pengakuan dari para anggota akan tindakan-tindakannya perlu ditempuh proses ”mendididk” anggota. Ada pendapat bahwa di lain pihak mungkin diperlukan ”indoktrinasi” . Pada hakekatnya semua akan menimbulkan semangat anggota untuk menuruti peraturan yang telah disetujui bersama didalam organisasi. Cara pertama merupakan cara yang relatif lebih lunak dibandingkan dengan yang kedua.
            Selanjutnya pimpinan harus mamberikan contoh yang baik dalam tindakan-tindakannya . kemudian mampraktekan evaluasi jabatan dapatlah dicapai pembenahan fungsi, kekuasaan, tanggung-jawab serta pelaporan ; dengan ini dihindari atau dikurangi konflik kepentingan yang berhubungan dengan upah dan gaji. Program-program jaminan yang lailn dapat meniadakan konflik yang berhubungan dengan keamanan atau kelangsungan hidup anggota.
            Bagaimanapun juga konflik mungkin timbul dan sulit untuk mencegahnya. Di bab 8 dikemukakan bahwa perlu juga mambuka segala hal yang manyebabkan orang tidak setuju satu sama lain tehadap suatu hal. Caranya dengan (1) produser kelah (2) kotak saran (3) kebijaksanaan pintu terbuka (4) pertemuan kelompok, (5) rapat anggota, dan lain-lain. 




Sumber :
Sukanto Reksohadiprodjo & T. Hani Handoko.1992. Organisasi Perusahaan. BPFE. Yogyakarta