Clock

Senin, 05 November 2012

Penyelesaian Konflik (1)



Menyelesaikan Konflik
            Bila keadaan tidak saling mengerti serta situasi pernilaian terhadap perbedaan antar anggota organisasi itu makin parah sehingga konsesus sulit dicapai, maka konflikpun tak terelakan.
            Pimpinan dapat melakukan tindakan alternatif seperti dikemukakan dibawah ini, tetapi tergantung pada situasi dan kondisi yang ada.
1.    Menggunakan kekuasaan
Melaksanakan pendapat dengan menyatakan siapa yang setuju dengan pimpinan dan yang tidak hendaknya mengundurkan diri.
2.    Konfrontasi
Di mana penyelesaian melalui persetujuan semua pihak tidak dapat dicapai, dan hal itu dibiarkan demikian agar pihak-pihak memikirkan dan merenungkan kembali pendapat masing-masing.
3.    Kompromi
Di mana pihak yang satu mengorbankan sesuatu agar memuaskan pihak yang lain ; tentu saja pihak-pihak tak ada yang senang akan hal ini, tetapi apa boleh buat karena keadaan berlarut-larut dan organisasi menjadi  ”mati”. Ini akan justru merugikan semua pihak karena anggota saling menyabot kegiatan-kegiatan organisasional.
 4.    Menghaluskan situasi
Ini merupakan usaha mempertahankan ”statusquo”, akan tetapi pimpinan secara informal berusaha untuk menyelesaikan persoalan terhadap isyu yang sifatnya sepele.
5.    Pengunduran diri 

Dalam hal ini pimpinan ”melarikan diri” dari situasi yang timbul dan tak berusaha untuk menyelesaikannya sama sekali. Pimpinan menyerahkan pada kekuatan yang ada untuk nantinya memperoleh keseimbangan kembali, karena dia memang berpendapat bahwa demikianlah seharusnya proses konflik berjalan, memang diperkirakan bahwa sesuatu yang baru tentu menimbulkan gejolak dan berbagai pendapat, tetapi dengan berjalannya waktu hal yang baru itu diterima sebagai hal yang biasa dan pihak-pihak akan dengan sendirinya mengerti duduk perkarannya.
            Berbagai keadaan yang dapat menguntungkan suatu organisasi dalam menghadapi konflik adalah bila :
1.    Strukturnya dapat memperlancar saling tindak anggota dan kelompok.
2.    Anggotanya mampu melaksanakan proses saling tindak yang efektif dan saling mempengaruhi.
3.    Anggota yang satu mempercayai kemampuan anggota yang lain, setia dan lain-lain.



Sumber :

Sukanto Reksohadiprodjo & T. Hani Handoko.1992. Organisasi Perusahaan. BPFE. Yogyakarta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar