M-dagang atau M-Commerce (Mobile-Commerce,
mCommerce) adalah sistem perdagangan elektronik (e-Commerce) dengan
menggunakan peralatan portabel/mobile seperti: telepon
genggam, telepon pintar, PDA, notebook,
dan lain lain. Pada saat pengguna komputer berpindah dari satu tempat ke tempat
lain (sewaktu berada dalam mobil, misalnya), pengguna komputer tersebut dapat
melakukan transaksi jual beli produk di Internet
dengan menggunakan sistem m-dagang ini. Selain m-dagang, istilah lain yang
sering dipakai adalah m-bisnis (Mobile
Business atau m-business).
Dasarnya, m-dagang adalah gabungan dari perdagangan
elektronik (e-dagang)
dengan mobile computing. Bisa dikatakan bahwa m-dagang ini adalah e-dagang yang
berada dalam lingkungan nirkabel. Seperti halnya e-dagang pada umumnya, penggunaan
m-dagang bisa ditransaksikan melalui Internet,
jaringan komunikasi pribadi, kartu pintar, dan infrastruktur lainnya.
M-dagang membuka peluang untuk memberikan layanan baru bagi customer yang telah
ada, dan untuk menarik customer baru.
Berkembangnya m-dagang
Perkembangan m-dagang disebabkan oleh beberapa faktor:
- Semakin berkembangya peralatan nirkabel yang mobile.
Pada tahun 2005, pengguna ponsel di dunia
mencapai 1.5 milyar. Diestimasikan bahwa dalam beberapa tahun ke depan sekitar
70 persen ponsel di negara maju
akan memiliki akses Internet.
Di negara berkembangpun pertumbuhan penggunaan ponsel kian
cepat, hingga pertumbuhan ini bisa memacu negara berkembang
untuk memasuki era m-dagang.
- Tidak lagi membutuhkan PC
Kini, karena banyaknya telepon
pintar atau perangkat nirkabel lainnya yang beredar, orang tidak lagi membutuhkan PC untuk berInternet
dengan kabel.
- “Budaya telepon seluler”
Muncul budaya ponsel terutama di kalangan muda. Kalangan ini akan berpotensi
melakukan jual-beli online
untuk bertransaksi.
- Biaya yang cenderung menurun
- Perbaikan bandwidth
Untuk mendukung m-dagang, amat penting memperbaiki jaringan
dan cukup bandwidth
untuk mengirim informasi berupa teks, video, suara dan multimedia.
3G, Wi-Fi dan Wi-Max sudah menyediakan bandwidth
yang cukup.
Karakteristik M-commerce adalah sebagai berikut
(Siau, et al., 2003, Stender, et al., 2006):
- Ubiquity, aplikasi M-commerce dapat digunakan dimana pun pengguna berada dan dalam situasi apa pun. Dengan kata lain layanan M-commerce tersedia kapan pun dan dimana pun dibutuhkan.
- Reachability, melalui perangkat handset pengguna dapat bertransaksi dan berkomunikasi dengan pihak lain yang tidak terjangkau karena perbedaan ruang dan waktu.
- Localization, M-commerce memberikan layanan aplikasi informasi lokasi yang dibutuhkan oleh pengguna berdasarkan lokasi fisik penggunanya (location based services-LBS).
- Personalization, aplikasi M-commerce hanya dapat digunakan oleh pengguna yang memiliki handset karena adanya perbedaan penomoran atau nomor unik yang dikeluarkan oleh penyelenggara telekomunikasi.
- Dissemination, handset memungkinkan pengguna menerima dan menyebarluaskan informasi secara cepat dan kini (saat itu juga).
Sistem Mobile Commerce (m-commerce)
Terdapat sejumlah besar payment sistem untuk e-commerce dan
Mobile Commerce (m-commerce).
Beragamnya sistem tersebut disebabkan oleh faktor-faktor
sebagai berikut:
- Waktu Pembayaran. Perbedaan yang terletak pada waktu pembayaran yang dilakukan oleh pengguna relatif terhadap waktur transaksi, yaitu apakah dilakukan pada saat transaksi, sebelum transaksi dilakukan atau setelah transaksi dilakukan.
- Jumlah Pembayaran. Pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua, yaitu transaksi dengan jumlah pembayaran besar, dan kecil. Terdapat perbedaan yang signifikan antara transaksi besar dan kecil. Pada transaksi dengan nilai yang besar, perlu dilakukan authentikasi melalui institusi finansial yang terpercaya. Sedangkan untuk transaksi kecil, authentikasi cukup hanya dilakukan pada level jaringan operator, antara lain melalui SIM Card.
- Isu Anonim. Anonim berarti indentitas pengguna / pelanggan tidak dapat diketahui oleh merchant. Terdapat sistem yang sepenuhnya anonym, anonym parsial atau bahkan tidak anonym. Masing-masing sifat tersebut dibutuhkan untuk transaksi yang berbeda-beda.
- Validasi yang dilakukan secara online atau offline
Selain keempat isu utama tersebut, beragamnya sistem
e-commerce dan Mobile Commerce (m-commerce) juga dipengaruhi oleh isu lainnya:
- Biaya instalasi yang timbul di sisi customer dan merchant.
- Performansi (respon time).
- Biaya per transaksi.
- Terjaminnya ACID (Atomicity, Consistency, Isolation, Durability).
- Sistem yang berjalan di tingkat nasional atau internasional
Pada transaksi Mobile Commerce
(m-commerce), tahap-tahap transaksi pada dasarnya adalah mirip dengan yang
terjadi pada transaksi konvensional. Hanya saja pada kasus remote payment,
pengiriman detail informasi transaksi dilakukan melalui jaringan seluler.
Sehingga keamanan jaringan seluler
juga menjadi perhatian khusus. Selain itu, proses pengiriman informasi
transaksi juga melibatkan protocol browser, yang berupa WAP (Wireless
Application Protocol), atau protocol sistem messaging seperti SMS (Short
Message Service) dan USSD (Unstructured Supplementary Service Data. Keamanan
dari setiap service tersebut juga harus diperhatikan untuk dapat mendukung
sistem Mobile Commerce (m-commerce) yang aman. Selain transaksi yang
bersifat remote, Mobile Commerce (m-commerce) juga dapat dilakukan untuk
transaksi lokal, yang pada umumnya menggunakan koneksi Bluetooth, infrared atau
RFID.
Proses Tahapan dalam Mobile Commerce (m-commerce)
Secara umum, tahapan proses pada Mobile Commerce
(m-commerce) dapat dibedakan menjadi 4 tahap sebagai berikut:
- Set-up dan Konfigurasi. Proses ini termasuk instalasi aplikasi khusus pada handset yang akan digunakan pada Mobile Commerce (m-commerce). Selain itu, untuk beberapa sistem Mobile Commerce (m-commerce) proses ini juga melibatkan proses pembelian atau penambahan nilai uang pada aplikasi tersebut.
- Inisiasi Pembayaran. Pada tahap ini informasi pembayaran dikirimkan melalui jaringan seluler atau protokol wireless lainya kepada merchant.
- Authentikasi. Tahap ini merupakan tahap yang paling penting pada transaksi. Pada tahap ini diperiksa apakah pengguna memang berhak melakukan transaksi, serta memenuhi persyaratan finansial tertentu. Pada sebagian sistem pembayaran, proses ini melibatkan authentikasi berdasarkan SIM Card.
- Penyelesaian Pembayaran. Proses ini dilakukan ketika pengguna telah berhasil di-authentikasi, demikian juga transaksi itu sendiri telah berhasil di-authentikasi. Analoginya pada proses transaksi konvensional adalah dengan dicetaknya bukti pembayaran.
Daftar pustaka :
http://biginaict.wordpress.com/2009/05/26/karakteristik-mobile-commerce/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar