Diksi bisa diartikan
sebagai pilihan kata pengarang untuk menggambarkan sebuah cerita. Diksi bukan
hanya berarti pilih memilih kata melainkan digunakan untuk menyatakan gagasan
atau menceritakan peristiwa tetapi juga meliputi persoalan gaya bahasa,
ungkapan-ungkapan dan sebagainya. Gaya bahasa sebagai bagian dari diksi yang
bertalian dengan ungkapan-unkapan individu atau karakteristik, atau memiliki
nilai artistik yang tinggi.
Fungsi dari diksi antara lain :
- Membuat pembaca atau pendengar mengerti secara benar dan tidak salah paham terhadap apa yang disampaikan oleh pembicara atau penulis.
- Untuk mencapai target komunikasi yang efektif.
- Melambangkan gagasan yang di ekspresikan secara verbal.
- Membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat (sangat resmi, resmi, tidak resmi) sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca.
Diksi terdiri dari delapan elemen
yaitu : fonem, silabel, konjungsi, hubungan, kata benda, kata kerja, infleksi,
dan uterans.
Macam macam hubungan makna :
Macam macam hubungan makna :
- Sinonim
Merupakan kata-kata yang memiliki persamaan / kemiripan makna. Sinonim sebagai ungkapan (bisa berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya kurang lebih sama dengan makna ungkapan lain. Contoh: Kata buruk dan jelek, mati dan wafat.
- Antonim.
Merupakan ungkapan (berupa kata, frase, atau kalimat) yang maknanya dianggap kebalikan dari makna /ungkapan lain. Contoh: Kata bagus berantonim dengan kata buruk; kata besar berantonim dengan kata kecil.
- Polisemi.
Adalah sebagai satuan bahasa (terutama kata atau frase) yang memiliki makna lebih dari satu. Contoh: Kata kepala bermakna ; bagian tubuh dari leher ke atas, seperti terdapat pada manusia dan hewan, bagian dari suatu yang terletak di sebelah atas atau depan, seperti kepala susu, kepala meja,dan kepala kereta api, bagian dari suatu yang berbentuk bulat seperti kepala, kepala paku dan kepala jarum dan Iain-lain.
- Hiponim.
Adalah suatu kata yang yang maknanya telah tercakup oleh kata yang lain, sebagai ungkapan (berupa kata, frase atau kalimat) yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna suatu ungkapan. Contoh : kata tongkol adalah hiponim terhadap kata ikan, sebab makna tongkol termasuk makna ikan.
- Hipernim.
Merupakan suatu kata yang mencakup makna kata lain.
- Homonim.
Merupakan kata-kata yang memiliki kesamaan ejaan dan bunyi namun berbeda arti.
- Homofon.
Merupakan kata-kata yang memiliki bunyi sama tetapi ejaan dan artinya berbeda.
Menentukan Pemilihan dalam Diksi
Dalam diksi terdapat beberapa makna yang dapat mengacu untuk pemilihan menggunakan Diksi itu sendiri, beberapa contoh makna yang bermanfaat untuk pemilihan Diksi itu sendiri :
a. Makna Leksikal dan Makna
Gramatikal
Makna
leksikal adalah makna yang sesuai dengan referennya, sesuai dengan hasil
observasi alat indera, atau makna yang sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan
kita. Contohnya, kata "tikus". Makna leksikalnya adalah binatang yang
menyebabkan timbulnya penyakit (Tikus itu mati diterkam kucing). Sedangkan
makna gramatikal adalah makna yang digunakan untuk menyatakan makna-makna atau
nuansa-nuansa makna gramatikal [sesuai dengan tata bahasa; menurut tata bahasa,
Red], untuk menyatakan makna jamak bahasa Indonesia, menggunakan proses
reduplikasi seperti kata: buku, yang bermakna "sebuah buku", menjadi
buku-buku yang bermakna "banyak buku".
b. Makna Referensial dan
Nonreferensial
Perbedaan
di antara keduanya adalah berdasarkan pada ada tidaknya referen dari kata-kata
itu. Sebuah kata memiliki makna referensial jika memunyai referen. Kata
nonreferensial adalah kata yang tidak memiliki referen. Contoh: Kata
"meja" dan "kursi" (bermakna referen). Kata
"karena" dan "tetapi" (bermakna nonreferensial).
c. Makna Denotatif dan Konotatif
Makna
denotatif adalah makna asli, makna asal, atau makna sebenarnya yang dimiliki
sebuah leksem [satuan leksikal dasar yang abstrak, yang mendasari pelbagai
bentuk kata; satuan terkecil dalam leksikon,Red]. Contohnya, kata
"kurus". Makna denotatifnya adalah keadaan tubuh yang lebih kecil
dari ukuran normal. Makna konotatif adalah makna lain yang ditambahkan pada
makna denotatif, yang berhubungan dengan nilai rasa orang atau kelompok orang
yang menggunakan kata tersebut. Contohnya, kata "kurus" pada contoh
di atas bermakna konotatif netral, artinya tidak memiliki nilai rasa yang
mengenakkan, tetapi kata "ramping" bersinonim dengan kata kurus itu
memiliki konotatif positif, nilai yang mengenakkan. Orang akan senang bila
dikatakan "ramping".
d. Makna Konseptual dan Makna
Asosiatif
Makna
konseptual adalah makna yang dimiliki oleh sebuah lema [kata atau frasa masukan
dalam kamus di luar definisi atau penjelasan lain yang diberikan dalam entri,
Red] terlepas dari konteks atau asosiasi apa pun. Contohnya, kata "kuda".
Makna konseptualnay adalah sejenis binatang berkaki empat yang bisa dikendarai.
Makna asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah leksem atau kata yang
berkenaan dengan adanya hubungan kata itu dengan suatu yang berada di luar
bahasa. Contohnya, kata "melati" berasosiasi dengan sesuatu yang suci
atau kesucian. Kata "merah" berasosiasi "berani" atau paham
komunis.
e. Makna Kata dan Makna Istilah
Makna
kata, walaupun secara sinkronis tidak berubah, tetapi karena berbagai faktor
dalam kehidupan dapat menjadi bersifat umum. Makna kata itu baru menjadi jelas
kalau sudah digunakan dalam suatu kalimat. Contoh: kata "tahanan",
bermakna orang yang ditahan, tapi bisa juga hasil perbuatan menahan. Kata
"air", bermakna air yang berada di sumur, di gelas, di bak mandi,
atau air hujan. Makna istilah memiliki makna yang tetap dan pasti. Ketetapan
dan kepastian makna istilah itu karena istilah itu hanya digunakan dalam bidang
kegiatan atau keilmuan tertentu. Contohnya, kata "tahanan" di atas
masih bersifat umum, tetapi di bidang hukum, kata tahanan itu sudah pasti orang
yang ditahan sehubungan suatu perkara.
f. Makna Idiomatikal dan Peribahasa
Idiom
adalah satuan-satuan bahasa (ada berupa baik kata, frasa, maupun kalimat)
maknanya tidak dapat diramalkan dari makna leksikal, baik unsur-unsurnya maupun
makna gramatikal satuan-satuan tersebut. Contohnya, kata "ketakutan",
"kesedihan", "keberanian", dan "kebimbangan"
memiliki makna hal yang disebut makna dasar. Kata "rumah kayu"
bermakna, rumah yang terbuat dari kayu. Makna peribahasa bersifat
memperbandingkan atau mengumpamakan, maka lazim juga disebut dengan nama
perumpamaan. Contoh: bagai, bak, laksana, dan umpama lazim digunakan dalam
peribahasa.
g. Makna Kias dan Lugas
Makna kias
adalah kata, frasa dan kalimat yang tidak merujuk pada arti sebenarnya.
Contohnya, "Putri malam" bermakna bulan dan "Raja siang"
bermakna matahari. Makna lugas adalah kebalikan dari makna kias. Makna lugas
adalah makna dari sebuah frasa dan kalimat yang tidak menimbulkan tafsir ganda.
Contohnya adalah kata "makan" dalam kalimat "Adik sedang makan
roti," dan frasa "tangan kanan" dalam kalimat "Tangan
kanannya patah dalam kecelakaan kemarin."
- http://satriyoadhie.blogspot.com/2012/11/diksi-dan-beberapa-contohnya.html
- http://bomy08.blogspot.com/2012/10/pengertiankriteriadan-macam-macam-diksi.html
- http://disclamaboy.wordpress.com/2012/11/02/diksi-pengertian-dan-macam-macamnya/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar